Puisi : Senja


Senja
(qof)

Senja, puisi ini kutulis dalam ragu
Ada banyak pujangga mengagumimu
Ada banyak puisi cinta untukmu
Tapi aku tidak sanggup untuk mengalah

Kupersembahkan untukmu beberapa alinea
Yang tak cukup untuk menggambarkan pesonamu
Yang tak cukup untuk memesonamu
Tapi kuharap cukup untuk menuangkan kagumku yang dibuat bungkam oleh indahmu

Senja, di teras rumahku ini, sang surya laksana tamu yang hendak kulepas pergi
Terucap olehnya, esok akan datang lagi pagi-pagi
Ia bertamu setiap hari
Tanpa kuketahui di mana ia malam-malam

Senja, kenapa sang surya berkunjung?
Rindukah ia walau hanya dalam waktu semalam?

Tidak, dia selalu berkunjung agar rindu tak pernah merundung
Kadang kuberi ia kabar bahagia
Kadang dalam duka, aku meminta motivasinya
Kadang kutolak ia mentah-mentah

Pergi sana! Aku benci hari Senin!

Tapi Senja, sang surya tak pernah absen
Pintuku diketuk pagi-pagi sekali
Padahal, dari cahayanya yang redup, aku tahu dia juga mengantuk
Pernah sekali kukejutkan ia, bangun lebih dulu
Lalu siangnya dia marah karena tak kuhiraukan

Kau tahu, Senja, jika ia marah maka hancurlah hariku
Rencana pertemuan, pekerjaan maupun kencan, semua kacau
Lalu dia pergi tanpa berpamitan
Dan penyesalan membuatku tak bisa menikmatimu, Senja

Tapi di sisa-sisa jinggamu, kau meninggalkan pesan
Katamu besok sang surya kembali seperti sedia kala
Burung-burung kecil yang mengiringi semburat sang surya yang tenggelam bersiul
Menyanyikan lagu sayonara

Aku tak mau ketinggalan
Kusiapkan diriku untuk membuka pintu sebelum ia sempat mengetuk
Tersenyum padanya bertanya kabarnya lebih dulu
Agar dia tidak marah, agar bisa kuperbaiki hari-hari berikutnya

Agar aku bisa menikmatimu, Senja

September 2019




Comments

Popular Posts